Kamis, 17 Januari 2019

THEOLOGI


REFLEKSI 5 KITAB


A.    Yosua disebutkan alat Allah yang maksudnya adalah dia setia kepada firman Allah dalam ketaatan kedisiplinan. Maka Allah berperan atas dirinya, Allah berkuasa kepada Yosua untuk memimpin bangsa Israel. Dan Yosua disebut alat bagi Allah, (DEUTERONOMISTIS): kata ini dipakai untuk mencakup tulisan PL yang ada hubungannya dengan---kitab ulangan. Berbagai kitab PL ditulis atau diolah kembali dalam kejiwaan D, terutama Yosua, Hakim-hakim, dan raja-raja. Setuju dengan Brevard Childs bahwa catatan tentang sejarah membuktikan bahwa Allah hadir ditengah-tengah umat Israel melalui Yosua.
Banyak orang juga menolak dengan tanggal peristiwa atau penaklukan yang dalam hal inilah penolakan tanggal karena penaklukan Israel paling lama namun sejarah Alkitab memperpendekan, oleh sebab itu orang banyak menolak.
1.      Nama dan Artinya Yosua
Yosua bin Nun, cucu Elisama kepala suku Efraim. [1] Tawarik 7:27; Bil 1:10. Yosua disebut dengan Hosean artinya: “keselamatan.”
Musa menambahkan nama ilah.
dan menyebutnya “Yehosyua “ dalam bahasa indonesia Yosua. Tetapi nama asli Yun: Lesous artinya Yesus, mencerminkan penyusutan kata yang sama dalam bahasa Aram: Yesyu (Nehemia 3:19)  “Berdekatan dengan dia Ezer bin Yesua, penguasa Mizpa, memperbaiki bagian yang berikut, di depan pendakian ke gudang senjata, dekat Sudut.”

2.      Kepemimpinan Yosua
Waktu itu mungkin dia sudah berumur 70 thn. Kaleb, temannya yg lebih tua, lebih menonjol dan tegap, sudah berumur 85 thn waktu mereka mulai menduduki pegunungan Yudea (Yos 15:13-15).
3.      Yosua menduduki daerah Gilgal
[2]Yosua menduduki dan memperkuat daerah Gilgal, dan berjaya mengalahkan persekutuan-persekutuan bangsa-bangsa Kanaan. Ia memimpin penyerangan-penyerangan sejauh itu merupakan kepentingan nasional Israel.
Pendudukan negeri Kanaan dipercayakan pada kebijakan suku-suku, yg semangatnya didorong oleh Yosua yg secara resmi mendapat bagian di Silo, dan yg menjadi kedudukan tempat kudus nasional. Sewaktu masa akhir kepemimpinannya tiba, ia memberi teladan dengan mengundurkan diri dan pindah ke tanahnya sendiri di Timnat-Serah di G Efraim. Mungkin waktu itulah ia mengumpulkan orang Israel di Sikhem untuk mengadakan perjanjian nasional (Yos 24). Ps 23 bisa juga merujuk kepada kejadian yg sama, tapi substansinya berbeda, dan nampaknya meliputi masa yg lebih kemudian. Yosua meninggal pada usia 110 thn, dikebumikan dekat Timnat-Serah. Yosua, kitab. Yosua bin Yosedek, Imam Besar pada masa pemulihan thn 537 sM. Pada zamannya dibangun kembali mezbah dan Bait Suci ditahbiskan. Tapi laju pemulihan itu dihalangi oleh perlawanan. Untung pada thn 520 sM hatinya diteguhkan oleh nubuat-nubuat Hagai dan Zakharia, yg juga mencakup pembenaran oleh kasih karunia Allah yg nyata. Dalam nubuat Yosua disebut ‘Tunas’ (tsemakh,  Za 6:12). Lih J Stafford Wright, The Building of The Second Temple, 1958, untuk ikhtisar masalah-masalah dalam Ezr dan Hag.


4.      Yosua orang Bet-Semes disebut dalam, 1Sam 6:14; dialah pemilik ladang, ke mana tabut perjanjian dibawa, waktu orang Filistin mengembalikannya ke Israel.
                                 I.            Kitab Hakim-hakim
Ø  Kitab hakim-hakim adalah kitab ketujuh dari kitab PL. Kitab pentateukh dan Yos menguraikan tentang sejarah bangsa Israel dari kematian Yosua sampai tampilnya Samuel. Kitab ini mendapat namanya dari tokoh-tokoh utamanya, yaitu: syopetimHakim-hakim 2:16  Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu. Tapi ‘hakim-hakim’ ini lebih dari sekedar juru lerai secara hukum; mereka adalah ‘penyelamat-penyelamat’ Hak 3:9, yg dengan karunia-karunia rohani mendapat kekuatan dari Roh Kudus Allah untuk melepaskan dan melindungi Israel Hak 6:34 sampai didirikannya kerajaan Israel (bnd pemakaian kata yg sama untuk penguasa tertinggi di Kartago, dan kata itu sama artinya dgn ‘raja’ dlm bh Kanaan kuno, yaitu Ugarit, Anat 5.40. Yahweh sendirilah syofet kepala Hak 11:27.

Ø  Peristiwa-peristiwa yang terjadi sesuda Yosua meninggal
[3]Hak 1:1-2:5. Dengan penuh ketaatan selama beberapa tahun suku Yehuda dan Simeon bergerak maju ke selatan untuk menaklukkan Bezek, Yerusalem (sayang tidak mampu mempertahankannya, Hak 1:21, Hebron dan Debir (diduduki kembali sejak dimusnahkan dalam.Yos 10:36,39, Horma dan 3 kampung Filistin (tidak dapat dipertahankan, Hak 1:19. Begitu juga keturunan Yusuf (yaitu Manasye dan Efraim) menaklukkan Betel Hak 1:22-26, yg memberontak bnd.Yos 8:17; 12:9. Tapi kemudian menyusullah kegagalan: Israel tidak terus menumpas orang Kanaan, kampung-kampung tidak lagi ditaklukkan Hak 1:27-36. Ternyata suku Dan sempat diusir dari daerah bagian mereka  Hak 1:34. Karena mereka tidak membasmi penduduk negeri itu, maka masa penghajaran yg menyusul terpaksa diperpanjang Hak 2:1-5.Sejarah Israel pada zaman Hakim-hakim Hak 2:6-16:3.
Ø  Sejarah bangsa Israel pada zaman Hakim-hakim Hak 2:6-16:31
Penulis memahami sejarah seperti seorang nabi Hak 2:6-3:6. Dasar utama baginya ialah pembalasan dari Allah: dalam upaya pemeliharaan-Nya Allah mengganjar bangsa Israel sesuai kesetiaan mereka. Umat Israel terus-menerus dicobai untuk mengikuti ibadat agama kesuburan yg dipraktikkan orang Kanaan tetangga mereka, juga untuk mengikuti cara pertanian dan patokan-patokan budaya mereka yg lebih unggul. Memang Yahweh membawa Israel melalui padang gurun, tapi Baal kelihatannya lebih sanggup membuat tanaman bertumbuh. Karena itu Kitab Hak menunjukkan suatu lingkaran dosa yg diulang-ulangi (penyembahan Baal), penghambaan kepada bangsa-bangsa yg menyerang, doa ke hadapan Allah pengasih memohon pembebasan, dan keselamatan melalui hakim-hakim yg dibangkitkan Allah.
Ø  Suatu Tambahan Hak 17:1-21:25
Bagian ini menyajikan keterangan rinci mengenai dua peristiwa kemurtadan Israel yg paling dini (sebelum 1374 sM; bnd tampilnya Pinehas dalam. Hak 20:28 dan disebutnya peristiwa-peristiwa sesuai ps 18 dlm Yos 19:47, yg penulisnya adalah angkatan zaman penaklukan tanah Kanaan, Yos 5:1; 6:25; YOSUA, II). Tujuan tambahan ini ialah untuk menunjukkan betapa gawatnya dosa Israel, dan di sini hampir setiap patokan Dasa Titah telah dilanggar. Bagian tentang Mikha dan orang Dan (ps 17-18) menceritakan bagaimana Mikha mencuri barang perak ibunya, kemudian ia mengubah hasil curiannya itu menjadi patung berhala untuk kuil ilahnya Yos 17:5. Sementara itu seorang Lewi, hamba Allah, mengembara tanpa tunjangan, sampai dia digaji oleh Mikha. Tapi kemudian ternyata ia mengibuli majikannya tatkala ditawari jadi pimpinan oleh gerombolan suku Dan yg tamak, penyembah berhala dan pembunuh itu Yos 18:25. Orang Lewi ini ialah Yonatan, yg justru adalah keturunan Musa Hak 18:30. Memang hukum ke-7 tidak disebut, tapi ps berikutnya (19-21, perkosaan oleh suku Benyamin) tidak hanya menguraikan perang saudara dan memberi tumpangan bagi penjahat-penjahat, tapi juga persundalan dan gundik lari meninggalkan suami seorang Lewi Hak 19:2, semburit, penggagahan dan perzinahan Hak 19:22-24 dan akhirnya penculikan besar-besaran Hak 21:23. Hal-hal seperti itulah yg menjadi akibat jika ‘setiap orang berbuat apa yg benar menurut pandangannya sendiri.’
Ø  Latar belakang historis
Latar belakang historis zaman hakim-hakim, wilayah per wilayah, berkaitan dengan orang Kanaan. Sebelum tanah Kanaan ditaklukkan oleh orang Ibrani, Musa sudah memerintahkan supaya orang Kanaan itu ‘dikhususkan bagi Yahweh untuk dimusnahkan’ karena dua alasan: 1. hidup percabulan mereka yg sudah tua sekali Ul 9:5; bnd Kej 9:22,25; 15:16; 2. karena sifat mesum agama mereka yg akan mempengaruhi umat Allah Ul 7:4; sebab di atas ‘bukit-bukit pengorbanan’ 1Raj 3:4; Yeh 6:3 yang tak terkira jumlahnya orang Kanaan menyembah ilah-ilah kesuburan, yaitu Baalim (bentuk jamak dari Baal) dengan tata cara termasuk pelacuran bakti 1Raj 14:24 dan bahkan dengan mengorbankan anak-anak 1Raj 11:31. Dengan demikian seluruh tanah Kanaan ditundukkan oleh Yosua Yos 11:1 bnd. Yos 21:43. Tapi penduduk asli Kanaan belum kehilangan kemampuan untuk melawan.

I.               [4]Kisa bangsa Israel, dan kehidupan mereka di tanah kanaan, dalam Kitab Hakim-hakim tidak memberikan kisah sejarah yang kronologis.
a)                 Sifat dan tema kitab Hakim-hakim
Pada waktu para pemimpin bangsa Israel selama ini disebut “Hakim-hakim”  didalam kitab ini terdapat tercatat tentang empat belas orang hakim yang memerintah dan membebaskan bangsa Israel.
Ø Suatu generasi yang saleh
Ø Keturunan yang bersikap acuh tak acuh secara rohani
Ø Kemurtadan secara terang-terangan
Ø Hukum Allah
Ø Pertobatan nasional dan suatu masa kesalehan yang baru dan
Ø Seorang pelepas (hakim) yang disediakan Allah.
b)                 Hukuman Allah terhadap bangsa Israel
Diperkirakan bangsa Israel murtat atas pelanggaran mereka kepada Allah. Israel tidak setia kepada Allah, dan Israel melakukan atas kehendak mereka sendiri.
c)                  Pengarang dan kronologi kitab
Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Saul dan Daud, sebelum Daud menaklukan Yerusalem. (bnd. Hak 1:12; II Sam 5:6-8; 18:31)
d)                  Jabatan Hakim/Gelar hakim
[5]Seorang hakim harus memenuhi  tiga fungsi dibawa ini. Kepemimpianan Militer Pemerintahan & Penyelesaian perselisihan. Jadi para Hakim-hakim ini mereka tidak memerintah dengan kuasa mutlak, demikian pula pemerintahan mereka tidak bersifat permanen. Dalam teori sepanjang masa ini Allah harus tetap menjadi penguasa yang sebenarnya dari bangsa Israel. Beberapa hakim secara khusus berhubungan dengan satu suku saja. Enam orang Hakim. Samgar, Tola, Yair, Ebzan, Elon, Dan Abdon. Mungkin dipandang sebagai hakim-hakim kecil sedangkan yang lainnya sebagai hakim-hakim besar.
II.               Kitab Hakim-hakim adalah bagian penting dari kanon Alkitab, dan peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kerap kali disebut dalam kitab-kitab yang lain. Hakim-hakim menyingkapkan banyak sekali data sejarah yang berharga. Akan tetapi, seperti yang telah diperhatikan, peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam kitab ini tidak perlu dalam urutan kronologis. Pada umumnya  disetujui bahwa bahan yang terdapat empat pasal terakhir seharusnya datang sebelum pasal 2:13, dan bahwa kitab tersebut seharusnya dimulai dengan pasal 2:6-9 mendahului pasal pertama. Umumnya kitab ini menggambarkan bangsa Israel yang mulai dengan sikap rendah hati yang sepenuhnya bergantung pada Allah (Haki-hakim 1:1-2:5), dan kemudian semakin terbenam ke kedalaman yang semakin hebat sehingga memuncak dalam kengerian yang diceritakan di empat pasal terakhir.
 III.             Otniel, Hakim yang diurapi (3:5-11) Otniel berasal dari suku Yehuda dan namanya berarti “singa dari Allah” pemilihan otniel merupakan untuk menduduki jabatan hakim merupakan tanggapan Allah terhadap doa-doa yang dipanjatkan bangsa Israel. Otniel membebaskan bangsa Israel dari penindasan pertama yang mereka alami sejak mereka bermungkin di tanah perjanjian.
 IV.            Ehud, Hakim yang Kidal (3:12-30) Ehud berasal dari suku Benyamin. Ehud berperan sebagai pembebas atau hakim sesudah bangsa Israel menderita selama delapan belas tahun di bawah pemerintahan Eglon, raja Moab. Dalam penindasan bangsa Israel: orang Moab bergabung dengan oran Amon dan orang Amalek.
    V.            Samgar, Hakim dengan Tongkat Penghalau Lembu (3:31) seluruh keterangaan Alkitab tentang Samgar terbatas pada sebuah ayat, “sesudah dia, bangkitlah Samgarbin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah, ia juga menyelamatkan orang Israel.” Sebuah tongkat penghalau lembu adalah sebuah galah yang uungnya diruncingkan dengan panjang 3 M.
 VI.            Deborah dan Barak, para Hakim yang memerintah bersamaan (4:1-5:31) Allah membangkitkan Debora sebagai tanggapan terhadap doa umat Israel sesudah dua puluh tahun berada dibawah penindasan orang Kanaan. Deborah adalah wanita pertama yang tercatat dalam sejarah orang untuk memimpin suatu bangsa (atau sekurang-kurangnya gabungan dari beberapa suku). Arti dari namanya Debora berarti Lebah: telah memberinya sebutan “Ratu Lebah Israel.”  Satu-satunya wanita lain yang mengepalai negara yang disebutkan dalam Alkitab adalah Atalya, seorang perebut kekuasaan.
II.          Kitab Rut
[6][Index Ensiklopedi Alkitab Masa Kini 00000]. Dalam Alkitab Ibrani Kitab Rut adalah salah satu dari lima ‘Megilloth’ atau ‘gulungan’, termasuk ‘Tulisan’ (ketubim), bagian ketiga dari kanon PL. Kitab Rut dibaca oleh masyarakat Yahudi pada Hari Raya Tujuh Minggu. Dalam LXX, Vulg, dan kebanyakan terjemahan modern Rut berada tepat sesudah Hak; Yosefus (Contra Apionem 8) rupanya menganggap Rut tambahan pada Hak dan tidak menghitungnya dalam menjumlahkan kitab kanonik. Mengenai cerita Rut, RUT.
1.      Nama dan arti Rut ialah:
Rut 1:4  Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; Rut artinya Persahabatan”Rut 1:4. Orang Moab; janda yang pergi ke Betlehem dengan ibu mertuanya Naomi Rut 1:1-22.
Pungut jelai di ladang Boaz; dipertunjukkan belas kasihan Rut 2:1-23. Boaz minta menikah dengan Rut (dalam Rut 3:1-18. Menikah Rut 4:1-12; melahirkan Obed, nenek moyang Daud Rut 4:13-22, dan Yesus Mat 1:5.” Dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya Ruth.
I. Garis besar kitab Rut adalah sebagai berikut:
a.    Naomi, janda, kedua anaknya sudah tiada. Ia meninggalkan Moab, kembali ke negerinya. Betlehem, beserta menantunya Rut. orang Moab Rut 1:1-22.
b.   Rut memungut bulir jelai di ladang sanak Naomi, Boas Rut 2:1-23.
c.    Rut menghimbau Boas untuk bertindak menjadi penebus Rut 3:1-18.
d.   Rut menikah dengan Boas dan melahirkan Obed Rut 4:1-17.
e.    Disebut Pertama Rut 1:4
f.     Terakhir Disebut Matius .1:5
g.    Namanya Disebut 13 kali
h.   Kitab Yang Menyebut: 2 buku:Rut dan Matius
i.      Keturunan Daud-Rut 4:21,22
j.     Suami Makhom dan Boaz-Rut 4:10-13
k.   Anak Laki-Laki Obed-Rut 4:13-17
l.      Silsilah dari Peres sampai Daud Rut 4:18-22.
·                Latar belakang sejarah.
Menurut penulis kitab survei perjanjian lama. [7]Tidak ada bukti cukup untuk menempatkan kisah ini dengan keyakinan pada suatu bagian tertentu dari periode hakim-hakim.Tidak banyak orang yang diketahui tentang bangsa Rut, yaitu orang Moab, selama periode hakim-hakim selain penindasan singkat terhadap Israel pada zaman Ehud. Ia Menantu Naomi, Istri Maklon, Setelah Maklon Mati Ia Ikut Naomi Pulang Ke Betlehem Dan Kemudian Menjadi Istri Boaz. Ia Nenek Daud Rut 4:13,21-22.
·                Latar belakang penulisan.
Kitab Rut berisi amat banyak dialok  dan mempunyai bermacam-macam perlengkapan sastra dari sebuah drama empat babak. Hal ini menyebabkan semakin banyak ahli memperlakukan kitab ini sebagai cerita rakyat.
·                  [8]Tema-tema utama tentang penebus yang masih kerabat dekat.
Di bawah hukum ini, jika seseorang mati tanpa mempunyai seorang anak laki-laki, saudaranya wajib untuk memperanakkan seorang anak laki-laki melalui jandanya. Karena itu anak laki-laki itu diangkap sebagai pewaris dari saudaranya yang mati, yang menjadi kepala keluarga. Keduanya merupakan-ketetapan sosial yang dengannya janji-janji dalam perjanjian Tuhan dapat terus terwujud bahkan untuk keluarga-keluarga yang berada dalam keadaan kritis. Go’el itu menyediakan cata untuk memperolh kembali berkat-berkat perjanjian yang terancam bahaya dan dengan demikian dapat menjadi gambaran yang tepat untuk kasih karunia Allah. Secara terus-menerus Yahweh bertindak sebagai go’el untuk Israel, dan Perjanjian Baru dengan sangat tepat menerapkan konsep itu bagi peranan Kristus.
Ḫeset
Yang paling sering berhubungan dengan kesetiaan pada perjanjian Tuhan, maka istilah  Ḫesed mengandung semua implikasih yang sangat jauh jangkauannya sehubungan dengan kesetiaan-Nya. Versi Alkitab King James berulang-ulang menerjemahkan istilah tersebut sebagai “kemurahan”, sementara versi New American Standard memilih istilah majemuk “kasih setia”. Kedua istila ini baru mulai memperkenalkan bermacam-macam cara yang berbeda-beda yang dipakai Allah untuk menunjukan kesetiaan-Nya pada perjanjian. Keanekaragaman ini dicerminkan dalam keputusan yang diambil oleh para penerjemah New Internasional Versi yang mempergunakan serentetan istilah: kebaikan, kasih, kesetiaan dan masih banyak lagi.
Rut adalah sebuah kitab mengenai Ḫesed baik pada tingkat manusia maupun pada tingkat ilahi. Pernyataan yang paling tegas tentang ini terdapat dalam pernyataan komitmen Rut yang paling mengharukan pada Naomi (1:16-17). Sifat inilah membuat Boaz menyukai dia (2:12). Demikian pula Boaz dipuji karena   Ḫesed yang ditunjukkannya pada Naomi (2:20, di mana pokok kalimatnya adalah Boaz [ demikian NIV] dan bukan Yahweh).

1&2 Samuel.  
Bahasa Ibrarani (Semuel (?) nama Allah). Anak amihud, pemimpin suku simeon yang diangkat untuk membantu pembagian tanah Kanaan (Bil 34:20). Dalam Bil 1:6; 2:12; 7:36, 41; 10:19, pemimpin suku ini disebut Selumiel bin Zurisyadai, dan dalam semua ini nama Selumiel dipakai oleh Lxx. 2. Seorang cucu Isakhar (1 Taw 7:2).
Kitab-kitab Samuel mencatat peralihan Israel dari pemerintahan teokrasi menjadi monarki, pemerintahan Saul, dan pemerintahan Daud mencakup kurun waktu kira-kira 100 tahun, antara tahun 1050 sampai 950 sM. Penulis kitab ini adalah para penulis Kitab-kitab itu tidak disebut. Mungkin Samuel bersama dengan Natan dan Gad, sebagai tersirat dalam 1 Taw 29:29. ‘sesungguhnya riwayat raja Daud dari awal sampai akhir tertulis dalam riwayat Samuel, pelihat itu’. Secara dikatakan jelas dikatakan bahwa Samuel sendiri membuat catatan-catatan (1 Sam 10:25).
a)      1 Samuel 24:1-23. Jumalah ayat 23, kebaikan Raja Daud kepada Saul hidup. Daud bersama-sama dengang orang-orang yang telah di siapkannya untuk berperan, Saul dan mempersiapkan perajurit kira-kira sebanyak Enam ratus orang banyaknya (23:13) lalu mereka ada di padang gurun En-gedi
b)      Saul: Saul mempersiapkan Tiga ribuh orang yang terpilih dari seluruh orang Israel. Mereka pergi untuk mencari Raja Daud untuk membunuh, kemudian Saul masuk di Gua itu dan mencari Daud (24:4).
c)      Daud: Daud telah tiba hari yang Tuhan Firmankan untuk menyerahkan musuh di tangannya Daud, dan orang-orang Daud mengingatkan padanya. (24:5) maka bangunlah Raja Daud dan memotong jubah Saul. Tetapi berdebar hati Daud karena ia telah memotong punca Saul dengan diam-diam.
d)     Daud sadar bahwa Saul adalah yang sudah di urapi oleh Allah. Dan berkatalah Raja Daul kepada Saul. “Tuan Raja ” dan Daud sujud menjemba Saul (ayt 8-10)
e)      Daud berkatalah bahwa pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa Tuhan menyerahkan engkau kedalam tangan aku di dalam Gua ini. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau namun “Aku sayang kepadamu” karena engkaulah yang diurapi Allah. Aku berbuat dosa terhadap engkau.
f)       Pasal 24:7,16. Daud menyadari bahwa Saul adalah orang yang sudah diurapi oleh Allah karena Raja Daud tidak membunuh dia, yang akan membalas kejahatan Saul adalah Allah sendiri. Sebenarnya Raja Daud takut, tetapi Daud merasa menghormati dan mengasihi.
Gambaran jaminan Raja daud, adalah dalam pasal 7:1-7. Tetapi janji berkat Raja Daud di ayat 5,8,17. Takut akan Tuhan berarti taat kepada Firman Allah dan melakukan bukan hanya diperkatakan dari mulut saja melainkan melakukan. Dan raja Daud pernah melakukan sedemikian rupah sehingga Allah memperhitungkannya.

Kesimpulan:
·         Berkat yang telah saya dapat dari hasil bacaan Alkitab, buku-buku, dan melalui Ibu Ester Susiana Rahayu, melalui mata kulia ini adalah bahwa. Allah setia pada awal dan akhir keberadaan umat-Nya. Meskikup dosa manusia yang sangat besar namun Allah tetap setia, untuk menolong dan memberkati umat-Nya. Dalam perjanjian Allah kepada Abraham Ishak dan Yakub sampai kepada bangsa Israel keluar dari perbudakan, Allah tetap setia untuk menolong mereka.
·         Manusia yang sangat tidak menghargai dan tidak sama sekali mengerti keajaiban Tuhan dalam perjalanan bangsa Israel ke Tanah Perjanjian Kanaan. Mereka merontak kepada Musa dan mereka membuat patung untuk mereka beribada dan menyemba dia sebagai allah. Bangsa Israel adalah umat pilihan Allah, namun kenyataannya kehidupan mereka tidak sesuai dengan kehendak Allah dalam perjalan menujuh ke Tanah Perjanjian. Bangsa yang sangat amat pemberontak, tetapi Kasih Allah tetap setia pada mereka.
·         kehidupan manusia bangsa Israel sangat berharga di mata Tuhan. Namun sayangnya bangsa ini tidak semua yang melihat tanah Perjanjian. Karena mereka melakukan sesuai keinginan mereka masing-masing. Dan masih dalam kehidupan dosa. Oleh karena itu mereka semua mati dan tidak dapat melihat berkat-berkat yang Allah janjikan kepada mereka.

·         Karena itu yang hendak melihat dan menikmati tanah perjanjian yaitu, Yosua.Yosua ialah orang yang sangat amat kreatif, dalam kesetiaan sikap terhadap Allah dan kepada bangsa Israel. Dia orang yang saleh sungguh-sungguh taat kepada Allah, artinya dia alat Allah yang sangat baik, dimata Tuhan. Kedisiplinan ketaatan dan kesetiaan kepada Firman.

·         Berkat bagi saya, melalui perkuliahan ini yaitu: jika kita berpaling kembali kepada hidup dalam dosa dan tidak taat kepada Firman, maka keadilan Allah tetap menghukum kita. Allah tidak memandang muka dan tidak memilih-milih, Allah                                                                        


[1] Alkitab Terjemahan Baru,  ATB (Lembaga Alkitab Indonesia
Jakarta 2002)
[2] Sabda OLB versi Indonesia 4.30 versi Beta, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini.
[3] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (jakarta: Yayasan Komunikasih Bima Kasih/OMF 10510) 627-628
[4] Andrew E. Hill & John H. Walton Survei Perjanjian Lama, (Malang: Jawa Timur 64101, Gandum Mas)
[5] Walter C. Kaiser, Jr. Teologia Perjanjian Lama, (Malang: Jawa Timur 65101) 277-292
[6] Sabda OLB versi Indonesia 4.30 versi Beta. (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini )
[7] Andrew E. John H. Hill & Walton Survei Perjanjian Lama (Malang: Jawa Timur 65101)
[8] Robert L. Hubbard, The Book of Ruth (Grend Rapids: Eerdmans, 1988), 40-42.

SOTEROLOGI



A. Definisi Dosa
B. Asalnya Dosa
C. Aspek-aspek Dosa
D. Akibat Dosa
E. Tujuh Dosa Maut
F. Jalan Keluar Dari Dosa


"Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,  … . Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" Mazmur 51:6-7

A. Definisi Dosa

Dosa memiliki arti dasar: tidak mengena pada sasaran, meleset dari tujuan, melanggar batas, tidak taat/tidak patuh, melawan atau memberontak. Dosa dapat didefinisikan sebagai pemberontakan secara aktif terhadap Allah Pencipta yang menyebabkan manusia tidak taat, melanggar hukum Allah, dan menyimpang dari tujuan Allah yang menciptakannya. Dosa selalu berkontradiksi dengan kekudusan Allah sehingga tidak dapat dipandang sepele, sebaliknya harus dipandang serius.
Dosa bukanlah sesuatu yang timbul dari sifat kebinatangan manusia karena manusia diciptakan berbeda secara esensial dengan binatang. Dosa juga bukan nafsu fisikal manusia semata-mata. Dosa adalah pemberontakan terhadap Allah dan setelah kejatuhan Adam dalam dosa, dosa melekat pada setiap manusia keturunannya seperti yang diungkapkan oleh Daud, "Sesungguhnya,  …  dalam dosa aku dikandung ibuku."

B. Asalnya Dosa

Hegel pernah mengatakan, "Kejahatan merupakan suatu langkah yang perlu di dalam perkembangan sejarah." Kalimat ini bisa berarti bahwa Allahlah yang menghendaki dosa itu ada dalam sejarah manusia sehingga Ia dapat menunjukkan kebaikan-Nya dan manusia dapat belajar dari kesalahannya. Atau dengan kata lain, dosa berasal dari kekekalan. Pandangan ini keliru karena hanya Allahlah yang berasal dari kekekalan, dandi dalam kekudusan-Nya, tidak mungkin dosa memperoleh tempat. Jika dosa adalah atas kehendak dan prakarsa Allah, pengusiran manusia dari kekudusan Allah merupakan sandiwara terbaik yang pernah ada dalam sejarah manusia. Hal ini dapat berarti bahwa Allah itu kudus sekaligus berdosa. Jika demikian, Allah adalah penipu sebab Ia pernah berkata, "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus" (/TB Ima 19:2).
Dosa berasal dari Iblis. Iblislah yang pertama kali memberontak terhadap Allah dan ia ingin mengajak manusia ciptaan Allah untuk juga memberontak terhadap Allah. Alkitab berkata, "Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya" (/TB 1Yo 3:8). Iblis menggoda Hawa untuk melanggar peraturan atau larangan Allah sama seperti yang ia telah lakukan. Selanjutnya, Hawa menggoda Adam untuk menuruti keinginan Iblis. Akhirnya, Iblis berhasil membawa Adam dan Hawa menuruti keinginannya. Rasul Yohanes berkata, "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran" (/TB Yoh 8:44). Memang Allah yang memberi kehendak bebas manusia sehingga manusia bisa memilih menaati Allah atau melawan Allah. Tetapi itu bukan berarti Allah yang menghendaki manusia berdosa. Manusia memberontak dan berbuat dosa atas keinginannya sendiri yang memilih mengikuti keinginan Iblis. Misalnya, seorang bapa membelikan anak remajanya sebuah sepeda motor. Hal ini dilakukannya supaya anaknya dapat lebih luas beraktivitas dan menghemat banyak ongkos transportasi. Namun, anaknya suka menggunakan motor tersebut dengan berkebut-kebutan yang akhirnya membawanya pada kecelakaan yang merenggut nyawanya. Apakah dengan demikian bapanya yang menghendaki kematian anaknya? Tentu tidak. Anaknyalah yang menyalahgunakan apa yang telah diberi oleh bapanya.


C. Aspek-Aspek Dosa

1. DOSA SEBAGAI STATUS
Secara status, sejak Adam dan Hawa, dosa sudah ada di hadapan manusia. Manusia adalah makhluk yang berdosa dan karena itu sekaligus seteru Allah. Semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (/TB Rom 3:23). Ada pendapat yang mengemukakan bahwa bayi yang lahir itu seperti kertas yang putih. Akan jadi apa kertas itu nantinya tergantung dari yang menulis dan yang menggambar di atasnya. Pandangan tersebut adalah pandangan yang salah.

Jika manusia berdosa sejak dari kandungan, berarti ketika dilahirkan sebagai bayi, ia pun telah berdosa. Status keberdosaan melekat kepada setiap manusia yang hidup di bumi dan tidak bisa lepas selama Allah sendiri tidak melepaskannya. Status ini pun diikuti oleh rasa bersalah yang nyata, konkret, dan objektif. Seorang terpidana tetaplah seorang terpidana sampai hakim memutuskan bahwa ia tidak lagi menjadi terpidana. Atau ia telah memenuhi tuntutan hukum yang dibebankan kepadanya. Setiap manusia yang berdosa tetap harus mempertanggungjawabkan keberdosaannya di hadapan Allah karena secara legal telah menyeleweng dari standar legal yang telah ditetapkan Allah. Namun, pertanyaan apakah itu berarti bayi yang baru lahir pasti masuk neraka, merupakan masalah yang berbeda. Allah adalah adil dan Ia tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan-Nya.

2. DOSA SEBAGAI HABITUS

Dunia tempat manusia dilahirkan adalah dunia yang telah berdosa. Lingkungan tempat manusia dilahirkan ada dalam kondisi berdosa. Hal ini juga memungkinkan semua manusia memiliki kecenderungan berdosa dan kecenderungan berbuat jahat. Kondisi keberdosaan juga menyebabkan manusia menularkan kebiasaan berdosa yang semuanya membawa kebobrokan. Bergaul dengan orang fasik/jahat akan menyebabkan orang juga menjadi fasik (/TB Ams 11:9). Seseorang yang dibesarkan dan tinggal dalam lingkungan yang jahat akan mudah untuk jatuh dalam kejahatan, apalagi pada dasarnya ia juga sudah jahat. Jika demikian, tidak seorang manusia pun dapat lolos dari dosa.

3. DOSA SEBAGAI AKTUS

Dosa adalah sesuatu yang sifatnya pribadi. Artinya, dosa merupakan sesuatu yang dilakukan manusia secara pribadi. Manusia selalu melakukan dosa secara aktif. Itulah sebabnya semua manusia memiliki pengalaman berbuat dosa. Semua tindakan manusia selalu menuju kepada pelanggaran terhadap ketetapan Allah. Perbuatan dosa harus dipertanggungjawabkan kepada Allah secara pribadi.

D. Akibat Dosa

1. KEMATIAN ROHANI

Allah mengusir manusia dari hadapan-Nya, dan Ia tidak membiarkan manusia yang berdosa ada dalam persekutuan dengan-Nya (/TB Kej 3:24). Ini merupakan bagi manusia sebab pada dasarnya manusia diciptakan untuk berhubungan dengan penciptanya. Roh manusia yang diberikan oleh Allah mengalami keterpisahan dari Roh Allah yang hidup. Kematian ini juga menyebabkan manusia kehilangan kemuliaan Allah yang melekat kepadanya (/TB Rom 3:23; Efe 2:1).

2. KEMATIAN JASMANI

Semula Allah tidak menciptakan manusia untuk mati dan kembali menjadi tanah, tetapi dosa menyebabkan manusia pasti mengalami kematian dan menjadi tanah kembali. Alkitab mencatat, "Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah" (/TB Kej 3:19). Kehilangan kemuliaan Allah menyebabkan kualitas tubuh manusia menurun drastis. Kematian jasmani merupakan konsekuensi dari keberdosaan manusia, seperti dikatakan oleh Paulus, "Sebab upah dosa ialah maut" (/TB Rom 6:23).

3. RUSAKNYA HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Ungkapan ini ada benarnya karena berdasarkan fakta manusia bisa saling merugikan dan saling mencelakakan di dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengejar kesenangan hidup. Hubungan antar manusia tidak lagi harmonis sejak fakta kejatuhan dalam dosa. Manusia saling mempersalahkan (/TB Kej 3:12-13). Peristiwa Kain membunuh Habel merupakan bukti selanjutnya. Sejak saat itu manusia selalu harus berhati-hati dalam berhubungan dengan sesamanya. Memang ada pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini hanya memiliki separuh kebenaran. Kebenaran yang melengkapinya adalah tak kenal, maka tak benci. Kalau mau jujur, orang-orang yang berselisih tajam, saling membenci, saling mengecewakan, bahkan saling membunuh, umumnya adalah orang-orang yang saling kenal, bahkan tidak jarang mereka mempunyai kedekatan secara emosional. Manusia menjadi makhluk yang tinggi egosentrisnya, dan itu sebabnya mengapa manusia menjadi sulit bersekutu dengan sesamanya. Keadaan ini sebenarnya bersumber dari rusaknya hubungan manusia dengan Allah sehingga manusia tidak tahu membedakan manakah kehendak Allah dan manakah yang bukan. Semuanya hanya menuruti hawa nafsunya sendiri.

4. RUSAKNYA KEHARMONISAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM

Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan yang harmonis dan sungguh amat baik. Alkitab mencatat, "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik" (/TB Kej 1:31). Manusia membutuhkan alam untuk mengaktualisasikan dirinya dan alam membutuhkan manusia untuk memelihara dan menatanya. Manusia dan alam memiliki hubungan interdependensi yang kuat dan erat. Namun, dosa menyebabkan manusia tidak mampu memelihara dan mengusahakan alam, tetapi justru semena-mena karena keserakahannya. Teknologi yang dibuat manusia cenderung ditujukan untuk merusak alam sehingga dunia sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti bocornya ozon, banjir karena gundulnya hutan, efek rumah kaca, dan sebagainya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, kesengsaraan bahkan kepunahan makhluk hidup, terkikisnya kekayaan, krisis air bersih, dan sebagainya.
Persoalan utama bukanlah karena alam pada dasarnya tidak baik, tetapi karena manusia yang menyebabkan alam tidak lagi harmonis dan seimbang. Bukankah tugas mengelola dan memelihara bumi ada pada pundak manusia (/TB Kej 1:28; 2:15)? Krisis lingkungan diciptakan oleh manusia dan membawa ancaman bagi manusia sendiri. Bumi saat ini sedang diantar oleh manusia menuju kehancuran dan kemusnahan.

5. MANUSIA AKRAB DENGAN PENDERITAAN KARENA DOSA.

Waktu manusia jatuh dalam dosa Allah berfirman, "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu,  …  maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rejekimu,  …  dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi tanah" (/TB Kej 3:16-19). Karena keberdosaannya, manusia akan akrab dengan penderitaan fisik dan psikis seumur hidupnya. Saya tidak mengatakan bahwa sejak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus manusia tidak lagi akan sakit dan menderita. Keputusan untuk mengikut Tuhan juga diiringi dengan penderitaan yang harus dipikul. Namun, penderitaan bersama Kristus justru mendatangkan kemuliaan surgawi, sementara penderitaan karena dosa akan mendatangkan kesengsaraan kekal. Pengertian penderitaan di sini adalah sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah membiarkan manusia mengalami banyak penderitaan sehingga penderitaan menjadi akrab dengan manusia seumur hidupnya. Akibat dosa ialah hukuman dan penderitaan

6. HUKUMAN KEKAL

Dosa mendatangkan maut dan kebinasaan. Allah telah menyiapkan hukuman kekal sebagai tempat kekal manusia yang tidak kembali kepada-Nya, yaitu neraka. Di dalam neraka, manusia mengalami keterpisahan dari Allah. Tempat ini merupakan tempat yang mengerikan di mana manusia tidak akan pernah mati lagi secara fisik. Ia akan menderita karena ada api yang tak terpadamkan, ratap tangis dan kertakan gigi, ada kegelapan yang mengerikan serta ada ulat yang terus-menerus menggerogoti tubuh manusia berdosa. Jika manusia sudah masuk dalam neraka, ia tidak mungkin dapat keluar lagi, tidak mungkin ada kesempatan untuk bertobat.

E. Tujuh Dosa Maut

Apabila dikatakan tujuh dosa maut, bukan berarti dosa yang lain tidak berakibat kepada maut. Istilah ini menunjukkan bahwa inilah jenis dosa yang sering membuat manusia tidak mengalami kebahagiaan yang seharusnya, dan inilah jenis dosa yang biasa akrab menghampiri setiap orang.

1. KESOMBONGAN

Sombong bukan saja berarti seseorang begitu memamerkan apa yang dimiliki dan tidak dimilikinya (tinggi hati), tetapi juga berarti ia tidak percaya akan apa yang dimilikinya (minder). Kesombongan (juga minder) adalah satu ekspresi dari sikap hidup yang berpusatkan pada diri sendiri. Dosa ini mempunyai ciri menolak realita yang ada dan menipu diri sendiri, kemudian menempatkan diri pada suatu keadaan yang bukan seharusnya. Amsal berkata, "Kecongkakan mendahului kehancuran" (/TB Ams 16:18; 18:12). Bapak gereja, Agustinus pernah berkata, "Manusia yang menyenangkan dirinya sendiri bukanlah orang yang akan kehilangan segalanya, tetapi ia adalah orang yang mendekati kehampaan." Kesombongan mencemari segala yang disentuhnya, menghambat pertumbuhan rohani, dan menciptakan ketegangan baik dalam diri sendiri maupun dalam diri orang lain.

Kesombongan adalah dosa dasar yang menyebabkan perpisahan dari Allah, dari diri kita sendiri, dari orang lain, dan dari kemegahan hidup sebagai orang yang menyaksikan berkat Allah. Norman Wright berpendapat bahwa kesombongan membuat orang sukar diberkati Tuhan, dan membuat sukar membangun keluarga bahagia.

2. IRI HATI

Karena iri hati, Kain membunuh Habel. Sikap yang secara tiba-tiba menjadi tidak senang atas keberhasilan orang lain, tidak senang atas kelebihan orang lain, serta menolak untuk puas dengan apa yang dimilikinya sendiri, itulah iri hati. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa iri hati merupakan suatu perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan ketidakmampuan untuk menerima kebaikan dan kelebihan orang lain. Reputasi orang lain menyinggung harga dirinya. Iri hati juga menunjukkan bahwa seseorang masih hidup dalam kedagingan (/TB Gal 5:20).

3. AMARAH

Alkitab mencatat, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (/TB Efe 4:26). Itu artinya, setiap orang bisa saja marah, tetapi bukan berarti memendam kemarahan itu sehingga menjadi kebencian yang mendalam, dan marah itu semakin menjadi-jadi sehingga bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemarahan bisa timbul karena sesuatu yang kita inginkan tidak kesampaian atau terhalangi. Seseorang menjadi marah itu normal, tetapi sikap sebagai seorang pemarah adalah sesuatu yang tidak normal, bahkan Alkitab menganjurkan agar menjauhi dan tidak memberi tempat pada si pemarah (/TB Ams 21:19; 29:22; 1Ko 13:5; 1Ti 3:3; Tit 1:7). Amarah yang menjadi dosa ialah jika tidak bisa menerima kenyataan dan akhirnya melawan kenyataan dengan tindakan yang tidak wajar. Amarah yang menimbulkan dosa adalah amarah yang muncul dan dibarengi dengan keinginan untuk mewujudkannya, yang cenderung ingin merusak atau menimbulkan kerusakan hubungan atau sesuatu. Marah bisa dinyatakan kepada diri sesama juga kepada Tuhan.

4. KETAMAKAN

Sikap egosentris manusia membentuk suatu sifat tamak. Tamak berarti tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki dibarengi dengan keinginan yang kuat untuk memiliki segala sesuatu yang mungkin menjadi miliknya, walaupun sesuatu itu bukan kebutuhannya. Jika keinginan itu menguasai diri seseorang, tindakan untuk memperoleh sesuatu tersebut akan diikuti dengan sikap menghalalkan segala cara. Biasanya ketamakan berakar dari keinginan untuk menguasai harta dan perasaan kuat ingin dihargai oleh setiap orang. Paulus berkata, "Akar segala kejahatan adalah cinta akan uang" (/TB 1Ti 6:10). Ketamakan bukanlah sikap kristiani karena sikap ini membentuk sikap lebih mementingkan diri dan harta ketimbang Tuhan dan sesama. Karena itu, Yesus pernah berkata, "Berjaga-jagalah dan waspada terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu" (/TB Luk 12:15).

5. NAFSU SEKSUAL

Nafsu seksual ditunjukkan dengan gejala tidak puas terhadap pasangan resmi yang diberikan oleh Tuhan, dan tidak tertarik pada satu pasangan saja. Nafsu seperti ini sangat mengganggu, khususnya bila berkaitan dengan hidup pernikahan, keluarga, dan urusan kasih sayang pribadi. Dunia sekarang membuat nilai-nilai moral mengalami degradasi yang tajam sehingga membawa orang semakin biasa mengumbar hawa nafsu seksualnya. Perselingkuhan, seks pranikah, dan seks bebas menjadi semakin akrab dengan lingkungan di sekitar kita. Semakin banyak orang yang menganggap bahwa hal mengumbar nafsu seperti bukan lagi merupakan hal yang berdosa yang dapat mengganggu nurani seseorang. Alkitab menjelaskan bahwa hal seperti itu tidak berkenan di hadapan-Nya. Daud jatuh karena nafsu seksual yang disalurkan pada orang yang tidak tepat. Kejatuhan Salomo juga bermula dari ketidakmampuan untuk menahan nafsu seksualnya. Dosa ini rentan terjadi bagi setiap orang di sepanjang segala zaman. Tampaknya sebagai suatu kebetulan analogi ini. Huruf mati dari nafas adalah n-f-s. Huruf mati nafsu juga adalah n-f-s. Karena itu, setiap orang yang bernafas pasti mempunyai nafsu. Orang perlu menguasai dirinya agar tidak terjebak dalam nafsunya. Tidak terkecuali orang percaya, perlu betul-betul mengandalkan kuasa Tuhan dan kesadaran diri yang penuh untuk dapat menguasai dan mengontrol nafsu ini. Sekali manusia jatuh dalam hal ini, ia segera menjadi hamba dosa ini (/TB Yoh 8:34), namun tentu saja pintu pertobatan tetap terbuka di dalam Yesus Kristus.

6. KEMALASAN

Kemalasan dapat dirumuskan sebagai tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu, segan, tidak bernafsu. Kata ini tidak saja mengandung arti kemalasan dalam hal-hal kerohanian, tetapi juga sikap apatis dan tidak aktif dalam kegiatan kristiani. Alkitab memberikan peringatan mengenai dosa kemalasan. Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak dan kemiskinan. Kemalasan merusak dan membunuh si pemalas. Kemalasan menyebabkan cara hidup yang negatif, hidup yang tidak berguna, dan tidak efektif.

Tuhan tidak melarang kita untuk beristirahat. Ia bahkan memberikan hari perhentian-Nya bagi setiap orang percaya. Sebagaimana teladan-Nya setelah berkarya menciptakan langit dan bumi, Ia berhenti pada hari ketujuh. Semut dapat dijadikan contoh. Sebagai makhluk hidup yang begitu kecil, ia dapat memanfaatkan energi dan sumber-sumber kehidupan secara ekonomis. Betapa malangnya manusia yang malas. Padahal Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang paling mulia dari segala ciptaan-Nya. Malas adalah satu sikap di mana seseorang tidak ingin melakukan apa pun juga. Malas juga merupakan sikap di mana seseorang enggan untuk melakukan segala sesuatunya dengan maksimal. Bahkan dalam perumpamaan Tuhan Yesus mengenai talenta, malas adalah sikap di mana seseorang memiliki talenta dan karunia dari Tuhan, tetapi tidak menggunakannya atau mendayagunakannya (/TB Mat 25:26). Sikap malas melemahkan pikiran dan kehendak seseorang sehingga tidak memiliki aktivitas yang berarti. Sikap malas ini membuat seseorang hanya melakukan hal-hal yang menyenangkan saja, yang enak dan semuanya hari ini, tanpa memikirkan dengan serius masa depannya. Alkitab mengatakan bahwa orang yang malas adalah saudara dari perusak (/TB Ams 18:9). Orang malas punya banyak keinginan tetapi sia-sia bahkan ia dibunuh oleh keinginannya (/TB Ams 13:4; 21:25). Sifat ini pada akhirnya akan menyeret seseorang pada rupa-rupa kejahatan yang dilatarbelakangi kemiskinan akibat kemalasan atau karena ingin jalan pintas. Karena keinginan yang menguasai mereka sedangkan mereka tidak ingin bekerja keras, mereka akan terdorong untuk melakukan kejahatan. Allah ingin agar si pemalas belajar dari semut (/TB Ams 6:6).

7. KERAKUSAN

Kerakusan adalah ekspresi manusia yang kehidupannya hanya mementingkan diri sendiri. Sifat ini adalah ekspresi dari seseorang yang hanya mementingkan harta di atas segalanya. Pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara duniawi (/TB Fili 3:19).

F. Jalan Keluar dari Dosa

Bapak gereja Agustinus pernah berkata, pertama, bahwa dosa itu realitas yang tak dapat dihindari oleh manusia. Hal ini senada dengan ungkapan Paulus yang berkata bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (/TB Rom 3:23). Kedua, manusia secara pribadi bertanggung jawab dan tak dapat membenarkan diri dengan berbagai alasan dan perbuatan. Semua perbuatan dosa manusia akan mendatangkan hukuman yang mengerikan bagi manusia.
Oleh karena itu, manusia perlu mengetahui jalan keluar dari dosa. Jalan keluar dari dosa dan hukuman dosa tidak dapat dikerjakan dan diusahakan oleh manusia. Artinya, sekalipun manusia berbuat banyak amal dan kebajikan, tetap saja ia tidak akan mampu membawanya bebas dari konsekuensi dosa karena secara esensial dirinya masih berada dalam status berdosa. Manusia juga tidak dapat terhindar dari konsekuensi dosa hanya karena melakukan banyak ibadah dan usaha-usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jalan keluar dari dosa hanya dapat dikerjakan oleh Allah sendiri. Karya Allah, yang akhirnya disebut sebagai jalan keluar dari dosa disebut pengampunan dosa. Pengampunan dosa itu adalah karya Allah yang terjadi karena anugerah-Nya. Dr. BJ. Boland mengatakan bahwa pengampuan dosa itu sekali-kali tidak berarti bahwa Allah itu membiarkan serta memaafkan begitu saja dosa-dosa manusia.

Tetapi siapa yang pernah berhadapan dengan Salib Kristus, ia sadar bahwa anugerah Allah itu tidaklah murah. Pengampunan dosa itu terjadi karena Allah sendiri harus tetap menghukum dosa, oleh karena itu Yesus Kristus harus mati demi pembebasan manusia dari dosa. Demikianlah, Allah berkata bahwa siapa yang percaya kepada Kristus akan beroleh hidup kekal dan tidak memperoleh hukuman (/TB Yoh 3:16). Karena itu  —  sekali lagi, jalan keluar dari dosa hanya bisa diterima dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati untuk menebus kita dari hukuman dosa.