Jumat, 05 Maret 2021

KHOTBAH

 

   KHOTBAH IMAMAT 19:1-37

_________________________________________

“TENTANG KEKUDUSAN”

 

 

Bapak Ibu yang saya kasihi didalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Pada pagi hari ini, kita diingatkan kembali melalui kebenaran Firman Allah bahwa kita jangan berpaling kebelakang. Hidup dalam dosa yang berkompromi dengan dunia yang dikuasai oleh dosa, untuk mendatangkan murka Allah dan yang tidak sama sekali hubungan dengan kehendak Allah. Allah memberi perintah kepada kita untuk mentaati kepada Firman-Nya, supaya kita tidak berpaling belakang.

Dalam kehidupan umat manusia secara menyeluruh mengalami namanya dosa perbuatan perkataan bahkan melalui tindakan sampai kemudian seolah-olah dosa itu terus-menerus berbuat. Bagaimana mungkin kita menjadi kudus seperti Tuhan, tak mustahil kalo kita masih dalam dosa?. Tetapi kemudia penulis kita Ibrani mengajarkan di dalam bukunya bahwa kita harus mengejar kekudusan dengan cara berusaha. Itulah sebabnya Wesley menekankan bahwa orang itu kudus seperti Kristus. Dalam kehidupan seseorang untuk menuju keberhasilan tentu bekerja keras untuk mendapatkan sebuah tujuan yang diharapkan. Wesley adalah salah satu orang yang menekankan tentang kekudusan seseorang untuk menujuh kesempurnaan.

Setiap orang yang mendengar akan perintah kebenaran Firman Allah ia tentu kudus seperti Allah adalah Kudus. Tetapi untuk menjadi Kudus seperti Allah tentu ada syaratnya. Syarat apakah kita harus lakukan? Maukah Bapak Ibu dan saudara-saudara menjadi Kudus seperti Allah adalah kudus?

I.                   Nats: Imamat 19:1-37

a.      Tema  : Barangsiapa ingin menjadi kudus ia harus meninggalkan segala macam jenis dosa.

b.      Pertanyaan: Apakah masih ada dosa dalam diri kita sebagai umat Allah yang sudah dipilih menjadi anak-anak-Nya?

c.        Kalkun: Imamat 19:1-37 Allah memaparkan 3 Rahasia kepada Musa untuk menyampaikan kepada bangsa Israel supaya bangsa Israel kudus seperti Allah adalah Kudus

 

 

II.                            Pokok-pokok besar

a)      Kita harus mentaati kepada Firman Allah  (ayt 5-18, Kel 19:5  20-35)

b)     Kita harus memelihara hari-hari sabat Allah dan takut akan Allah (30,31,32)

c)      Kita harus berpegang ketetapan-ketetapan janji Allah serta melakukan semuanya itu (19-37)

 

III.                            Pembahasan

            Taat (Kel 19:5). Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.  Allah Bapa kita orang percaya, sungguh Dia Maha Kudus ia satupun tidak ada dosa. Di dalam Dia ada kekudusan dan kemahasucian bahkan tidak sama sekali ada dosa. Allah yang Kudus berarti tidak ada dosa. Allah adalah kudus, artinya Ia bebas terhadap dunia. Ia menguduskan

manusia, artinya memilih mereka sehingga menjadi milik-Nya. Orang-orang

kudus ialah orang-orang yang dikuduskan oleh-Roh Kudus,

sehingga mereka yang percaya kepada-Nya tidak lagi dari dunia ini (Yoh 17:14-19). Dalam

surat-surat rasul Paulus orang-orang kudus berarti: orang-orang Kristen. Atau kita orang yang percaya kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus.

 

Segala sesuatu yang terpisahkan (dikhususkan) dari kebiasaan atau hal-hal yang  duniawi adalah ‘kudus’. Karena itu, di atas semuanya, Allah adalah kudus (Yes 6:3), dan kekudusan-Nya diperluas kepada manusia yang berada dalam transaksi dengan-Nya (mis. imam-imam di Bait Allah) dan segala peralatan yang mereka gunakan serta perayaan-perayaan yang mereka rayakan (Im 23). Undang-undang Kekudusan (Im 17; 18; 19; 20) merupakan suatu ikhtisar ketetapan-ketetapan ritual dan moral yang didasarkan pada kekudusan Allah (Im 19:2). Kemungkinan Undang-undang Kekudusan itu digunakan oleh imam-imam dan orang Lewi sebagai pengajaran.

 

Dalam PB kekudusan yang dimiliki Bait Yerusalem dianggap sebagai kuali umat Kristen (1Kor 3:16-17); namun, terutama Yesus disebut kudus (Luk 1:35), sebagaimana Ia disebut pada awal pemberitaan-Nya (Kis 3:14), dan seperti Ia menyapa Bapa-Nya (Ayub 17:11). Gereja juga kudus (Ef 2:19-22), didiami oleh Roh Kudus karena itu, setiap perilaku yang merusak hubungan ini dicela (Rom 5:5; 2Kor 6:16-17

1.      Allah berfirman kepada Musa bahwa bangsa Israel harus kudus seperti Allah.

Dalam kehidupan bangsa Israel pada waktu itu tidak setia kepada Tuhan, bahkan mereka masih dalam kepercayaan patung-patung. Bangsa ini sungguh ketidak taatan kepada Allah dalam hal penyembahan sekalipun mereka melihat mujizat tanda-tanda lain. Bangsa Israel selalu mengandalkan allah ilah mereka bukan Allah Yahwe, karena itu Allah berfirman kepada Musa, agar bangsa Israel tidak berpaling ke jalan yang salah. Bangsa Israel Membuat patung dan menyembah ilah-ilah lain, sebagai allah papa mereka.

“Kuduslah kamu”, sebab Aku Tuhan Allahmu Kudus. Di dalam sepanjang pasal 19:1-37 lebih banyak firman menekankan tentang hidup umat Allah, “kamu, mu, dan Engkau. Sepanjang perayat berbicara tentang Manusia atau bangsa Israel. Kata kamu, mu, dan engkau, disebutkan sebanyak 82 kali. Jadi berbicara lebih kepada umat Allah agar umat harus sungguh-sungguh percaya akan Firman Allah dan menyemba Allah dengan sungguh-sungguh.

Didalam pasal 19 ini Allah menekankan tentang kehidupan sehari-hari umat Allah. (ayt 4 dan seterusnya 37) kata Jangan disebutkan sebanyak 43 kali. Kamu Jangan melakukan hal ini dan itu. Tetapi kamu harus melakukan sesuai dengan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kata Harus disebutkan sebanyak 20 kali. Jadi berbicara tentang kehidupan umat Allah. Bangsa Israel  tidak sungguh-sungguh percaya kepada Allah, Allah mau supaya bangsa ini hidup kudus. Karena itu Allah berfirman kamu harus mempersembahkan korban keselamatan kepada Allah sebagai tanda persembahan Kudus untuk berkenan dihadapan Tuhan.

Untuk Hidup kudus seperti Allah, bagi siapa saja bisa kudus. Tetapi Allah berfirman kepada Musa bahwa untuk menjadi kudus seseorang harus setia kepada Firman dan melakukan sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Artinya (a) mengasihi sesama (b) memelihara hari sabat Tuhan dan menghormati tempat kudus. Dan lebih dari itu ia harus berpegang kepada ketetapan-ketetapan Firman Tuhan serta melakukan semuanya itu.

2.      Hari-hari Tuhan adalah hari yang dimana dikhususkan oleha Allah sendiri. Dalam konteks ini berbicara tentang hari kekudusan umat Israel. Allah memperingatkan bangsa Israel untuk kudus di hadapan Allah karena itu bagi siapa yang tidak setia dan melawan kekudusan ia tidak layak bagi Allah. Demikianlah umat itu di tuntut untuk hidup dalam kudus. Seperti yang dikatakan Allah bahwa kamu harus kudus sama seperti Aku adalah kudus. (Gal 4:10)  Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Hari khusus untuk beribada kepada Allah, hari kudus suci dan semua hari harus menghormati dan beribada kepada-Nya.

Di dalam pasal 19 ini nama Allah: “AKU-KU, TUHAN, ALLAHmu, KUDUS” di dalam pasal (19:1-37) Aku, Ku, menyebutkan 22 kali. Sedangkan Tuhan, 22 kali, Allah kurang lebih dari 10 kali. Ditambakan dengan kata Kudus 6 kali menyebutkan. Jadi kita jumlahkan semuanya 64 kali menyebutkan nama-Nya. umat Allah harus menjadi seperti Dia, Dia memanggil mereka atau bangsa Israel untuk mengungkapkan tabiat ilahi-Nya dengan memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan fasik dan dosa bangsa-bangsa di sekeliling dan dengan melayani Dia di dalam kasih dan kebenaran. Panggilan kepada kekudusan ini pertama diberikan kepada Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar Allah untuk mencerminkan sifat Allah (Kej 1:26). Setiap angkatan orang percaya harus menjadi "penurut-penurut Allah" (Ef 5:1) dan "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus (bd. Mat 5:48; Rom 12:1-2). Jemaah Israel (Bil 14:5; Mazm 68:27 ) Tuhan, Allahmu, (Kel 20:2; Kel 20:2).  Kudus (Kel 15:11; Kel 15:11; 1Pet 1:16; Im 11:44 Im  20:26. Kuduslah Kamu (ayt 2).

Jadi dibilang sepuluh hukum Allah, tetapi kadang-kadang lebih terperinji daripada dalam kitab Pengungsian. Kesepuluh perintah ini nampaknya bukan sebagai beban yang harus dipikul, melainkan sebagai perwujudan dan akibat dari pilihan dan perjandjian Allah. Hukum-hukum ini membataskan bidang hidup, tempat orang dapat menerima berkat dari perjandjian itu.

Dalam hubungan kesepuluh hukum diantara ayat 8 mengatakan bahwa kuduslah hari sabat dan beribadalah kepada-Ku dikatan Allah kepada bangsa Israel dalam hukum-Nya. Jadi hari Tuhan itu merupakan hari dimana hari perhentian segala aktifitas umat Allah dan menghormati Allah menyembah Dia sebagai Bapa melalui penyembahan worhsip saat teduh kepada Allah.

Sesuai dengan awal penciptaan Kej 2:3  Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kel 20:11  Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Demikianlah hari dimana Allah berhenti menciptakan segala sesuatu dan Ia mengkuduskan hari sabat

 

Implikasinya

Ø Barangsiapa percaya kepada Allah dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati ia adalah milik kepunyaan-Nya. Asal ia sungguh-sungguh melayani dan berpegang perintah kebenaran serta melakukan semuanya. Kudus berarti ia harus berpindah dari dosa, bebas dari dunia gegelapan. Hidup dalam kekudusan sesuai dengan kehendak Allah, Tuhan berkata bahwa kuduslah kamu sebab Aku kudus berarti kita pun harus kudus, tetapi kita juga harus membereskan segala dosa-dosa kita dan bertobat menerima Tuhan dengan sungguh-sungguh. Barulah ia kudus dihadapan Allah, sebab Allah adalah kudus.

Ø Barangsiapa percaya kepada Allah ia harus mentaati firman Allah serta melakukan semuanya tidak setengah-setengah. Karena itu kita sudah meninggalkan dosa berarti jangan lagi berbalik kembali satu kali bertobat tetap bertobat selamanya bukan setengah-setengah.

Ø  Hidup Kudus, Allah Rindu Kita semua harus Kudus. Allah rindu agar kita Kudus, supaya Kerajaan Surga menjadi nyata dalam setiap orang. Kita harus mencintai Allah dengan sepenuh hati, begitu juga sesama kita seperti diri sendiri. Untuk melakukan kehendak Allah, manusia harus memiliki kerinduan dipimpin dan dibimbing oleh Roh Kudus. Manusia bisa berkomunikasi dengan Bapanya di Sorga, berusaha mencari untuk menembus batas-batas kehidupan alami menujuh ke arah kesadaran tentang kesatuan dengan sang Pencipta, di mana semua hal bisa terjadi.

Ø Pertama-tama seseorang harus benar-benar memahami terang kebenaran Allah yang dinyatakan kepadanya, sehingga ia menjadi Kudus yang menuntunnya ke dalam jalan kebenaran, yang menjadikan ia terbebas dari dosa. Perlahan-lahan Allah memberikan hikmat dan kuasa dari Roh Kudus kepada siapa saja yang mencari Dia dan yang dapat dipercaya. Roh Kudus akan menegur kita apabila kita melakukan kesalahan, akan perkataan-perkataan Kristus pada waktu jatuh ke dalam dosa dan sangat membutuhkan FirmanNya supaya hidup kita berubah. Yesus Kristus adalah pohon anggur dan kita cabang-cabangnya. Sedangkan Roh Kudus adalah pemberi kehidupan yang mengalir dari Kristus kepada kita, sehingga kita dapat menghasilkan buah kehidupan rohani. Dalam 9Yohanes 15:8).  Kristus berkata: "Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan; yaitu jika kamu banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu." Amen.