KHOTBAH IMAMAT
19:1-37
_________________________________________
“TENTANG KEKUDUSAN”
Bapak Ibu yang saya
kasihi didalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Pada pagi hari ini, kita diingatkan
kembali melalui kebenaran Firman Allah bahwa kita jangan berpaling kebelakang.
Hidup dalam dosa yang berkompromi dengan dunia yang dikuasai oleh dosa, untuk
mendatangkan murka Allah dan yang tidak sama sekali hubungan dengan kehendak
Allah. Allah memberi perintah kepada kita untuk mentaati kepada Firman-Nya,
supaya kita tidak berpaling belakang.
Dalam kehidupan umat
manusia secara menyeluruh mengalami namanya dosa perbuatan perkataan bahkan
melalui tindakan sampai kemudian seolah-olah dosa itu terus-menerus berbuat.
Bagaimana mungkin kita menjadi kudus seperti Tuhan, tak mustahil kalo kita
masih dalam dosa?. Tetapi kemudia penulis kita Ibrani mengajarkan di dalam
bukunya bahwa kita harus mengejar kekudusan dengan cara berusaha. Itulah
sebabnya Wesley menekankan bahwa orang itu kudus seperti Kristus. Dalam
kehidupan seseorang untuk menuju keberhasilan tentu bekerja keras untuk
mendapatkan sebuah tujuan yang diharapkan. Wesley adalah salah satu orang yang
menekankan tentang kekudusan seseorang untuk menujuh kesempurnaan.
Setiap orang yang
mendengar akan perintah kebenaran Firman Allah ia tentu kudus seperti Allah
adalah Kudus. Tetapi untuk menjadi Kudus seperti Allah tentu ada syaratnya.
Syarat apakah kita harus lakukan? Maukah Bapak Ibu dan saudara-saudara menjadi
Kudus seperti Allah adalah kudus?
I.
Nats:
Imamat 19:1-37
a.
Tema : Barangsiapa ingin menjadi kudus ia harus
meninggalkan segala macam jenis dosa.
b.
Pertanyaan:
Apakah masih ada dosa dalam diri kita sebagai umat Allah yang sudah dipilih
menjadi anak-anak-Nya?
c.
Kalkun: Imamat 19:1-37 Allah memaparkan 3
Rahasia kepada Musa untuk menyampaikan kepada bangsa Israel supaya bangsa
Israel kudus seperti Allah adalah Kudus
II.
Pokok-pokok
besar
a)
Kita
harus mentaati kepada Firman Allah (ayt
5-18, Kel 19:5 20-35)
b)
Kita
harus memelihara hari-hari sabat Allah dan takut akan Allah (30,31,32)
c)
Kita
harus berpegang ketetapan-ketetapan janji Allah serta melakukan semuanya itu
(19-37)
III.
Pembahasan
Taat
(Kel 19:5). Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan
berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Allah Bapa kita orang percaya, sungguh Dia
Maha Kudus ia satupun tidak ada dosa. Di dalam Dia ada kekudusan dan
kemahasucian bahkan tidak sama sekali ada dosa. Allah yang Kudus berarti tidak
ada dosa. Allah adalah kudus, artinya Ia bebas
terhadap dunia. Ia menguduskan
manusia, artinya memilih mereka sehingga menjadi milik-Nya.
Orang-orang
kudus ialah orang-orang yang dikuduskan oleh-Roh Kudus,
sehingga mereka yang percaya kepada-Nya tidak lagi dari dunia ini
(Yoh 17:14-19). Dalam
surat-surat rasul Paulus orang-orang kudus berarti: orang-orang Kristen.
Atau kita orang yang percaya kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus.
Segala sesuatu yang terpisahkan (dikhususkan) dari kebiasaan atau
hal-hal yang duniawi adalah ‘kudus’.
Karena itu, di atas semuanya, Allah adalah kudus (Yes 6:3), dan kekudusan-Nya
diperluas kepada manusia yang berada dalam transaksi dengan-Nya (mis. imam-imam
di Bait Allah) dan segala peralatan yang mereka gunakan serta perayaan-perayaan
yang mereka rayakan (Im 23). Undang-undang Kekudusan (Im 17; 18; 19; 20)
merupakan suatu ikhtisar ketetapan-ketetapan ritual dan moral yang didasarkan
pada kekudusan Allah (Im 19:2). Kemungkinan Undang-undang Kekudusan itu
digunakan oleh imam-imam dan orang Lewi sebagai pengajaran.
Dalam PB kekudusan yang dimiliki Bait Yerusalem dianggap sebagai
kuali umat Kristen (1Kor 3:16-17); namun, terutama Yesus disebut kudus (Luk
1:35), sebagaimana Ia disebut pada awal pemberitaan-Nya (Kis 3:14), dan seperti
Ia menyapa Bapa-Nya (Ayub 17:11). Gereja juga kudus (Ef 2:19-22), didiami oleh Roh
Kudus karena itu, setiap perilaku yang merusak hubungan ini dicela (Rom 5:5; 2Kor
6:16-17
1. Allah
berfirman kepada Musa bahwa bangsa Israel harus kudus seperti Allah.
Dalam
kehidupan bangsa Israel pada waktu itu tidak setia kepada Tuhan, bahkan mereka
masih dalam kepercayaan patung-patung. Bangsa ini sungguh ketidak taatan kepada
Allah dalam hal penyembahan sekalipun mereka melihat mujizat tanda-tanda lain. Bangsa
Israel selalu mengandalkan allah ilah mereka bukan Allah Yahwe, karena itu
Allah berfirman kepada Musa, agar bangsa Israel tidak berpaling ke jalan yang
salah. Bangsa Israel Membuat patung dan menyembah ilah-ilah lain, sebagai allah
papa mereka.
“Kuduslah kamu”,
sebab Aku Tuhan Allahmu Kudus. Di dalam sepanjang pasal 19:1-37 lebih banyak
firman menekankan tentang hidup umat Allah, “kamu, mu, dan Engkau”.
Sepanjang perayat berbicara tentang Manusia atau bangsa Israel. Kata kamu, mu,
dan engkau, disebutkan sebanyak 82 kali. Jadi berbicara lebih kepada umat Allah
agar umat harus sungguh-sungguh percaya akan Firman Allah dan menyemba Allah
dengan sungguh-sungguh.
Didalam pasal 19
ini Allah menekankan tentang kehidupan sehari-hari umat Allah. (ayt 4 dan
seterusnya 37) kata Jangan disebutkan sebanyak 43 kali. Kamu Jangan melakukan hal
ini dan itu. Tetapi kamu harus melakukan sesuai dengan kehendak Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan kata Harus disebutkan sebanyak 20 kali.
Jadi berbicara tentang kehidupan umat Allah. Bangsa Israel tidak sungguh-sungguh percaya kepada Allah,
Allah mau supaya bangsa ini hidup kudus. Karena itu Allah berfirman kamu harus
mempersembahkan korban keselamatan kepada Allah sebagai tanda persembahan Kudus
untuk berkenan dihadapan Tuhan.
Untuk
Hidup kudus seperti Allah, bagi siapa saja bisa kudus. Tetapi Allah berfirman
kepada Musa bahwa untuk menjadi kudus seseorang harus setia kepada Firman dan
melakukan sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Artinya (a) mengasihi sesama
(b) memelihara hari sabat Tuhan dan menghormati tempat kudus. Dan lebih dari
itu ia harus berpegang kepada ketetapan-ketetapan Firman Tuhan serta melakukan
semuanya itu.
2. Hari-hari
Tuhan adalah hari yang dimana dikhususkan oleha Allah sendiri. Dalam konteks
ini berbicara tentang hari kekudusan umat Israel. Allah memperingatkan bangsa
Israel untuk kudus di hadapan Allah karena itu bagi siapa yang tidak setia dan
melawan kekudusan ia tidak layak bagi Allah. Demikianlah umat itu di tuntut
untuk hidup dalam kudus. Seperti yang dikatakan Allah bahwa kamu harus kudus
sama seperti Aku adalah kudus. (Gal
4:10) Kamu dengan teliti memelihara
hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Hari
khusus untuk beribada kepada Allah, hari kudus suci dan semua hari harus
menghormati dan beribada kepada-Nya.
Di dalam pasal 19 ini nama Allah:
“AKU-KU, TUHAN, ALLAHmu, KUDUS” di dalam pasal (19:1-37) Aku, Ku, menyebutkan
22 kali. Sedangkan Tuhan, 22 kali, Allah kurang lebih dari 10 kali. Ditambakan
dengan kata Kudus 6 kali menyebutkan. Jadi kita jumlahkan semuanya 64 kali
menyebutkan nama-Nya. umat Allah harus menjadi
seperti Dia, Dia memanggil mereka atau bangsa Israel untuk mengungkapkan tabiat
ilahi-Nya dengan memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan fasik dan dosa
bangsa-bangsa di sekeliling dan dengan melayani Dia di dalam kasih dan
kebenaran. Panggilan kepada kekudusan ini
pertama diberikan kepada Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar Allah
untuk mencerminkan sifat Allah (Kej 1:26). Setiap angkatan orang percaya harus
menjadi "penurut-penurut Allah" (Ef 5:1) dan "Kuduslah kamu,
sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus (bd. Mat 5:48; Rom 12:1-2). Jemaah Israel (Bil 14:5; Mazm 68:27 ) Tuhan, Allahmu, (Kel 20:2; Kel
20:2). Kudus
(Kel 15:11; Kel 15:11; 1Pet 1:16; Im 11:44
Im 20:26.
Kuduslah Kamu (ayt 2).
Jadi
dibilang sepuluh hukum Allah, tetapi kadang-kadang lebih terperinji daripada
dalam kitab Pengungsian. Kesepuluh perintah ini nampaknya bukan sebagai beban
yang harus dipikul, melainkan sebagai perwujudan dan akibat dari pilihan dan
perjandjian Allah. Hukum-hukum ini membataskan bidang hidup, tempat orang dapat
menerima berkat dari perjandjian itu.
Dalam hubungan kesepuluh hukum diantara ayat 8 mengatakan bahwa
kuduslah hari sabat dan beribadalah kepada-Ku dikatan Allah kepada bangsa
Israel dalam hukum-Nya. Jadi hari Tuhan itu merupakan hari dimana hari
perhentian segala aktifitas umat Allah dan menghormati Allah menyembah Dia
sebagai Bapa melalui penyembahan worhsip saat teduh kepada Allah.
Sesuai dengan awal penciptaan Kej 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kel 20:11
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Demikianlah hari dimana Allah
berhenti menciptakan segala sesuatu dan Ia mengkuduskan hari sabat
Implikasinya
Ø Barangsiapa
percaya kepada Allah dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati ia adalah milik
kepunyaan-Nya. Asal ia sungguh-sungguh melayani dan berpegang perintah
kebenaran serta melakukan semuanya. Kudus berarti ia harus berpindah dari dosa,
bebas dari dunia gegelapan. Hidup dalam kekudusan sesuai dengan kehendak Allah,
Tuhan berkata bahwa kuduslah kamu sebab Aku kudus berarti kita pun harus kudus,
tetapi kita juga harus membereskan segala dosa-dosa kita dan bertobat menerima
Tuhan dengan sungguh-sungguh. Barulah ia kudus dihadapan Allah, sebab Allah
adalah kudus.
Ø Barangsiapa
percaya kepada Allah ia harus mentaati firman Allah serta melakukan semuanya
tidak setengah-setengah. Karena itu kita sudah meninggalkan dosa berarti jangan
lagi berbalik kembali satu kali bertobat tetap bertobat selamanya bukan
setengah-setengah.
Ø Hidup Kudus, Allah Rindu Kita semua harus Kudus.
Allah rindu agar kita Kudus, supaya Kerajaan Surga menjadi nyata dalam setiap
orang. Kita harus mencintai Allah dengan sepenuh hati, begitu juga sesama kita
seperti diri sendiri. Untuk melakukan kehendak Allah, manusia harus memiliki
kerinduan dipimpin dan dibimbing oleh Roh Kudus. Manusia bisa berkomunikasi
dengan Bapanya di Sorga, berusaha mencari untuk menembus batas-batas kehidupan
alami menujuh ke arah kesadaran tentang kesatuan dengan sang Pencipta, di mana
semua hal bisa terjadi.
Ø Pertama-tama
seseorang harus benar-benar memahami terang kebenaran Allah yang dinyatakan
kepadanya, sehingga ia menjadi Kudus yang menuntunnya ke dalam jalan kebenaran,
yang menjadikan ia terbebas dari dosa. Perlahan-lahan Allah memberikan hikmat
dan kuasa dari Roh Kudus kepada siapa saja yang mencari Dia dan yang dapat
dipercaya. Roh Kudus akan menegur kita apabila kita melakukan kesalahan, akan
perkataan-perkataan Kristus pada waktu jatuh ke dalam dosa dan sangat
membutuhkan FirmanNya supaya hidup kita berubah. Yesus Kristus adalah pohon
anggur dan kita cabang-cabangnya. Sedangkan Roh Kudus adalah pemberi kehidupan
yang mengalir dari Kristus kepada kita, sehingga kita dapat menghasilkan buah
kehidupan rohani. Dalam 9Yohanes 15:8). Kristus berkata: "Dalam hal inilah BapaKu
dipermuliakan; yaitu jika kamu banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-muridKu." Amen.